top of page

Digitalisasi Logistik: Solusi Permasalahan Last Mile

Saat ini, digitalisasi logistik menjadi salah satu langkah yang perlu dipertimbangkan oleh setiap pelaku bisnis. Pasalnya, setiap tahapan dalam proses logistik pasti memiliki tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi, terlebih jika masih menerapkan pengiriman logistik last mile yang konvensional. Ada beberapa pekerjaan rumah yang harus ditanggung jika tetap bertahan dengan cara ini.

Tantangan dan Permasalahan Umum dalam Pengiriman Last Mile

Freepik.com/rawpixel.com

Tentu perubahan tidak bisa dilakukan secara instan dan begitu saja oleh setiap pelaku bisnis. Apalagi jika sistem yang berkembang sudah bertahan cukup lama. Namun, bukan berarti hal itu menjadi satu pemakluman karena ada sejumlah tantangan dan permasalahannya. Apa sajakah itu?

1. Perencanaan rute manual bisa menimbulkan banyak celah kesalahan

Proses perencanaan rute secara manual dilakukan oleh kinerja manusia, sehingga tidak menutup kemungkinan dari adanya kesalahan atau human error. Bayangkan jika dalam waktu satu hari misalnya, pelaku bisnis harus mengirimkan ribuan pengiriman dengan menggunakan puluhan truk, tentu rute yang dibuat harus optimal dan akurat bukan?

Belum lagi ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan seperti jadwal pengemudi, kemampuan dan fitur kendaraan, ketersediaan pelanggan, dan banyak lagi. Semua hal ini sulit untuk ditangani secara manual karena kesalahan perhitungan tidak bisa dihindari dan mungkin saja akan terlewat dalam perencanaan. Meskipun memang masih bisa dilakukan proses kroscek ulang, namun akan sangat memakan waktu untuk melakukannya. Yang terjadi justru pengiriman bisa tidak tepat waktu.

2. Banyak biaya yang harus dikeluarkan jika harus membeli armada pengiriman sendiri

Masalah lainnya yang terjadi dalam pengiriman last mile konvensional adalah terkait biaya armada. Jika pemilik bisnis memutuskan untuk membeli armada truk sendiri, akan ada biaya tambahan setiap bulan yang perlu dikeluarkan terkait maintenance, pajak, asuransi dan biaya operasional lainnya.

Padahal, penggunaan armada itu sendiri bergantung pada adanya permintaan dari konsumen atas kebutuhan pengiriman. Jadi, ketika tidak ada permintaan maka armada tidak akan terpakai. Tentu ini semakin merugikan bukan?

3. Perlu biaya tambahan untuk memberdayakan seorang melakukan cash collection

Selain biaya armada, ada juga biaya yang dikeluarkan dari pengiriman last mile konvensional yaitu untuk seorang cash collector. Membayar jasa seseorang ketika memberdayakannya untuk melakukan suatu pekerjaan adalah sebuah keharusan. Oleh sebab itu, tentu ada biaya ekstra (di luar biaya yang sudah ditentukan di awal) yang harus dikeluarkan jika ingin ada orang yang melakukan proses penagihan kas khusus. Padahal, biaya tersebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

4. Visibilitas pelacakan yang rendah

Selanjutnya terkait visibilitas. Dalam proses pengiriman, biasanya pemilik bisnis memerlukan informasi jelas mengenai pengirimannya, seperti lokasi pesanan secara real-time. Namun, masih banyak perusahaan logistik yang belum mampu menyediakan kebutuhan visibilitas ini secara pasti.

Hasilnya, pemilik bisnis harus dibuat menebak-nebak mengenai keadaan muatan mereka dan seperti apa proses pengiriman berjalan.

5. Proses verifikasi POD secara manual bisa memakan waktu

Bukti pengiriman atau Proof of Delivery (POD) adalah satu dokumen penting yang dilampirkan ketika pengemudi selesai mengantar pengiriman. Di mana fungsinya untuk melindungi dari adanya risiko kesalahan pengiriman.

Logistik last mile tradisional masih menerapkan pengumpulan POD secara langsung manual satu per satu. Di mana, ini akan memakan waktu proses pengiriman jika ternyata driver melakukan keterlambatan dalam pengantaran.

Dari adanya tantangan dan permasalahan pengiriman last mile di atas, maka seiring berjalannya waktu, proses digitalisasi logistik mau tidak mau tetap harus dilakukan, sebab jika tidak akan berdampak pada pertumbuhan bisnis itu sendiri.

Apa Dampak Proses Konvensional Logistik terhadap Bisnis?

Freepik.com/pressfoto

Berikut dampak yang terjadi jika pelaku bisnis masih menerapkan logistik konvensional dalam bisnisnya.

1) Kehilangan relevansi dengan kebutuhan konsumen

Kecepatan digital itu bisa 5 kali lebih cepat daripada bisnis tradisional. Itu artinya, ketika pelaku bisnis memutuskan untuk tidak turut serta dalam digitalisasi logistik, maka akan ada gap yang tercipta antara bisnis tersebut dengan kebutuhan konsumen. Apa yang menjadi produk bisnis tersebut tidak lagi relevan dengan permintaan konsumen yang terus berubah secara fluktuatif.

Padahal, pengalaman konsumen sangatlah dibutuhkan dalam kemajuan bisnis dan layanan logistik. Terbukti, 91,3% konsumen menyebut jika pengalaman pengiriman cukup berperan penting dalam hal keputusan pembelian.

2) Tidak bisa turut serta dalam persaingan bisnis

Menjaga eksistensi di tengah persaingan bisnis adalah satu langkah penting yang harus dipertahankan. Tidak peduli sebagus apapun produk yang ditawarkan, jika tidak mampu untuk ikut dalam persaingan, maka lambat laun akan tergerus.

Selain itu, bisnis yang tidak mau berkembang akan sulit untuk mempertahankan pangsa pasar.

3) Proses dan aktivitas bisnis jadi lebih lama dan tidak efisien

Proses yang dilakukan secara konvensional dan manual jelas memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan proses yang modern dan digitalisasi logistik. Kegiatan seperti mengoptimalkan rute menjadi penghambat jika menggunakan proses manual karena berpotensi menimbulkan human error dan tentunya membuat tidak efisien.

Waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis menjadi lebih besar jadi terhalang karena proses manual membuatnya rumit.

Itulah tadi sejumlah dampak yang akan dirasakan jika pelaku bisnis tetap bertahan dengan proses pengiriman last mile yang konvensional. Lalu, bagaimana solusinya? Yaitu mengoptimalkan last mile dengan manajemen logistik modern atau digitalisasi logistik.

Pengoptimalan tersebut bisa dilakukan bersama layanan last mile delivery yang menawarkan solusi sebagai berikut:

- Adanya Automatic Routing

Fitur ini yang akan membantu bisnis Anda mempertimbangkan semua variabel dalam rute pengiriman dan membuatnya jadi lebih efisien.

- Layanan Multi Drop

Pengiriman dengan fitur ini bisa mengoptimalkan pengiriman Anda dari sisi waktu dan biaya.

- Penagihan Cash Collection

Layanan ini membuat Anda memiliki lebih banyak waktu untuk fokus mengembangkan bisnis, karena tidak harus memikirkan arus penagihan kas.

Semua fitur tersebut akan membantu proses logistik menjadi lebih modern dan efisien terutama dalam pengiriman last mile. Menggunakan jasa last mile delivery Kargo Tech adalah satu langkah yang tepat untuk mencapai hal-hal tersebut.

Untuk mengetahui lebih jelas informasi solusi lengkapnya dan bagaimana langkah demi langkah Kargo membantu proses last mile dengan digitalisasi, Anda bisa membacanya dalam artikel berikut: manajemen logistik modern.

Segera lakukan digitalisasi terhadap bisnis Anda dan dapatkan proses yang efisien bersama Kargo Tech. Anda bisa hubungi tim Kargo di sini.

1 view

Comments


bottom of page