top of page

Kontribusi Kargo Tech Bagi Ekosistem Logistik Nasional, Dorong Konektivitas Antarkota

Jika sebelumnya Kargo Tech pernah membahas konektivitas antarpulau di Indonesia, kini saatnya membahas konektivitas antarkota. Dalam dunia logistik, konektivitas antarkota juga merupakan hal yang penting guna mendukung kelancaran distribusi hingga ke wilayah terpencil dan terpelosok. Perannya yang sangat vital ini turut diandalkan sebagai penggerak ekonomi bangsa dan mendorong distribusi yang merata. Dengan bentuk negara yang cukup unik dan kompleks, terdiri dari 37 provinsi dan 17 ribu pulau kecil lainnya, tentunya konektivitas antarkota yang baik adalah landasan untuk pemerataan distribusi dan ekonomi bagi 278 juta penduduk di dalamnya.

Konektivitas antarkota yang baik tentunya perlu diikuti oleh pembangunan infrastruktur yang kondusif agar distribusi logistik masyarakat di kota-kota kecil di Indonesia semakin terpenuhi yang nantinya mampu meningkatkan perekonomian daerah terkait. Pembangunan infrastruktur ini semakin rutin digalakkan oleh pemerintah Indonesia dengan perbaikan jalur darat secara maksimal.

Kondisi Logistik Antarkota Indonesia

Walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan, logistik jalur darat tetap menjadi prioritas utama dalam kegiatan distribusi, terutama untuk distribusi tahap Last Mile. Last Mile sendiri merupakan tahap akhir dalam proses supply chain di mana barang dikirim dari gudang ke destinasi akhir seperti ke toko ritel yang letaknya jauh dari pusat kota. Keunggulan dari logistik jalur darat untuk pengiriman Last Mile ini adalah waktunya yang lebih cepat dibandingkan via udara atau laut. Maka dari itu, proses Last Mile biasanya memakan biaya lebih mahal karena pengirimannya bisa langsung tiba di destinasi tujuan serta keamanannya yang terjamin karena diantarkan langsung ke lokasi tersebut.

Dalam prosesnya, Last Mile jalur darat biasanya menggunakan truk logistik sebagai pilihan utama sebagai armada distribusi. Kelebihan dari menggunakan truk logistik adalah pencarian armadanya yang cenderung lebih mudah dan cepat. Pelaku usaha dari skala besar seperti perusahaan manufaktur hingga skala menengah ke bawah seperti UMKM seringkali mengandalkan armada truk untuk keperluan logistik. Dengan kemudahan dan keuntungan ini menunjukkan bahwa logistik jalur darat memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikembangkan dengan baik, apalagi bagi para pelaku UMKM. Perlu diingat bahwa jumlah pelaku UMKM di Indonesia angkanya sangatlah besar sehingga jika proses logistik Last Mile mereka berjalan dengan lancar, maka semakin peningkatan perekonomian negeri juga semakin terasa dampaknya meningkat.

Data di atas menunjukkan bagaimana jumlah UMKM di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya sebanyak 1-2 juta, tidak heran apabila kontribusinya terhadap PDB mencapai 61,07%. Namun, angka tersebut diharapkan bisa ditingkatkan lagi sebagaimana dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, “Harapannya angka kontribusi tersebut bisa ditingkatkan lagi, UMKM di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan perlu dimaksimalkan”, kutipnya. Dengan potensi yang dimiliki oleh UMKM tersebut, sebaiknya diikuti dengan proses logistik yang lancar guna mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa. Sayangnya, masih sering ditemukan hambatan dalam pengoperasiannya seperti biaya logistik yang tinggi, apalagi jika wilayah destinasinya terletak di wilayah terpencil dan pelosok. Sempat dikatakan oleh Asisten Deputi Kementerian Koperasi dan UMKM Iwan Faidi, “Biaya logistik seringkali menjadi hambatan bagi pelaku UMKM karena faktor geografis, jadinya harga produk mereka juga jadi sulit untuk bersaing”, ujarnya. Dalam praktiknya, proses logistik Last Mile yang biasanya dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM memakan biaya paling besar hingga 53% dari total biaya logistik secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan Last Mile merupakan langkah terakhir dari supply chain yang membutuhkan sumber daya lebih besar. Sangat disayangkan, padahal pelaku UMKM sebagai penggerak ekonomi yang vital di Indonesia tentunya mendambakan jasa logistik Last Mile yang berkualitas namun tetap terjangkau.

Seperti yang terlihat pada data yang dirilis oleh Lembaga Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Indonesia di atas, di mana biaya transportasi membutuhkan alokasi biaya sebesar 1,092 triliun. Jumlah biaya tersebut adalah yang terbesar dibandingkan alokasi biaya gudang dan administrasi karena pengoperasian transportasi memerlukan modal bahan bakar dan tenaga kerja lebih, apalagi jika wilayah destinasinya berada di daerah pelosok. Tingginya biaya dipengaruhi oleh faktor seberapa jauh titik pengantaran, kondisi infrastruktur, dan antisipasi berbagai macam kendala yang mungkin ditemukan sepanjang perjalanan. Dari sini dapat diketahui mengapa biaya logistik Last Mile memerlukan biaya yang tidak sedikit dan hal ini tentunya mempengaruhi ongkos kirim yang harus ditanggung oleh seluruh pelaku usaha seperti pelaku UMKM. Mengingat hal tersebut, sangatlah penting bagi para pelaku UMKM untuk memiliki penyedia transportasi dengan harga kompetitif walaupun wilayah destinasinya berada di daerah pelosok dan terpencil sekalipun

Solusi untuk Logistik Antarkota Indonesia

Mengetahui betapa vitalnya jasa logistik bagi pelaku UMKM di wilayah pelosok Indonesia, pemerintah mengagendakan pembangunan infrastruktur dengan Ekosistem Logistik Nasional. Tujuan dari agenda ini adalah untuk memberikan keuntungan maksimal bagi pelaku usaha serta pemerataan akses agar seluruh masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari dengan harga terjangkau. Keberadaan Instruksi Presiden No.5 Tahun 2020 sendiri merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mencapainya adalah dengan digitalisasi sistem logistik yang dibantu oleh pelaku swasta di bidang logistik. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan tentang Ekosistem Logistik Nasional, “Objektif pemerintah juga ingin menekan biaya logistik menjadi 17% dari PDB Indonesia dari yang sebelumnya 24%” Dukungan dari pelaku swasta di bidang logistik dipercaya mampu mengembangkan ekosistem logistik yang lebih adaptif dan produktif, terutama pada skala UMKM.

Selaras dengan agenda nasional tersebut, Sinar Niaga Sejahtera juga turut andil mengupayakan pemerataan distribusi kebutuhan makanan dan minuman hingga ke daerah terpencil. Garudafood yang merupakan salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia mempercayakan Sinar Niaga Sejahtera sebagai distributor resminya. Mengingat produksinya yang sudah sangat masif dengan banyak destinasi tujuan, tentunya Sinar Niaga Sejahtera memiliki tuntutan untuk memenuhi permintaan pasar terhadap produk Garudafood ke seluruh wilayah Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Head of Logistics Garudafood Dony Iskandar, “SNS sendiri memiliki 257 titik gudang penyimpanan di seluruh Indonesia dengan titik jangkauan 40-50 kilometer di setiap titiknya. Untuk pengiriman antarkota sendiri kita mengandalkan third party logistics karena jumlah pengirimannya besar dan cukup sering.”

Sinar Niaga Sejahtera memiliki gudang tersebar hingga ke pelosok bangsa dan setiap wilayah bertugas melayani ratusan ribu outlet pelanggan. Dengan jaringan yang sangat luas ini tentunya Sinar Niaga Sejahtera memerlukan third party logistics yang dapat menunjang permintaan pasar namun juga dengan harga yang terjangkau. Perlu diingat bahwa salah satu kendala melayani pasar dengan lokasi terpencil adalah biaya logistiknya, seperti yang diujarkan oleh Dony, “Salah satu tantangan terbesar kami adalah dari segi biaya Last Mile karena kita melayani toko-toko UMKM yang lokasinya jauh. Biasanya jika menggunakan in house biaya logistiknya jadi lebih besar, tingkat produktivitasnya juga lemah. Makanya kita butuh penyedia jasa logistik Last Mile dengan harga yang murah dan bisa mengantar ke seluruh titik kita yang luas.”

Selain biaya dan jangkauan luas, target SLA juga merupakan prioritas utama Sinar Niaga Sejahtera. “SLA pengiriman kita adalah 2 hari setelah order diterima dan success rate ini penting untuk terus kita pertahankan karena keuntungan kita justru bukan dari sales order, melainkan dari delivery order, dan kita mau pertahankan ini terus ke depannya,” kata Dony. Hal ini menunjukkan kredibilitas Sinar Niaga Sejahtera sebagai salah satu distributor kelas atas di Indonesia dalam 28 tahun terakhir, “Oleh karena itu kita benar-benar memilih mitra logistik apa yang bisa diajak bekerja sama sesuai dengan nilai yang kita pegang ini dan diantaranya kami memilih Kargo Tech.”

Kolaborasi Sinar Niaga Sejahtera & Kargo Tech Dorong Konektivitas Antarkota

Sinar Niaga Sejahtera telah menunjuk Kargo Tech sebagai salah satu penyedia jasa logistik untuk melakukan layanan Last Mile. Sesuai dengan prinsip digitalisasi logistik yang pemerintah canangkan di tahun 2021, Kargo Tech juga turut andil menawarkan jasa logistik Last Mile yang terintegrasi dan praktis. Kemudahan yang ditawarkan oleh Kargo Tech juga dibarengi oleh kemampuannya menjangkau seluruh wilayah di Indonesia hingga ke daerah pelosok dan terpencil sehingga dapat menyentuh perekonomian berbasis UMKM. Berbekal keahlian teknologi serta jaringan transporternya yang luas dengan jaringan vendor armada terbesar di Indonesia sebanyak 4.000 transporter dan 15.000 truk, Kargo Tech mampu menjadi andalan logistik Last Mile yang terbaik hingga ke pelosok negeri bagi Sinar Niaga Sejahtera.

Walaupun mitra kedua perusahaan baru saja di mulai tahun 2022 ini, namun Kargo Tech sudah dipercaya untuk menangani beberapa titik Sinar Niaga Sejahtera di tingkat ibu kota provinsi, kelurahan, dan kabupaten. “Kargo Tech sejauh ini mampu memenuhi seluruh kriteria kita. Dengan layanan Last Mile On Call-nya, Kargo Tech bisa mengantarkan pengiriman hingga ke tingkat kelurahan yang terpencil seperti lokasi titik kita,” tutur Dony.

Sejak awal berdiri Kargo Tech senantiasa menjadi mitra UMKM dari sisi Last Mile sehingga kemampuannya dalam melayani hingga ke titik di daerah terpencil pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Dony menjelaskan lebih lanjut, “Kita memilih Kargo Tech juga tidak hanya karena unggul dalam pemenuhan success rate tapi juga dari segi kapabilitasnya sebagai transportation support yang bertanggung jawab penuh atas ketersediaan supir, bahan bakar, dan maintenance truk, pengumpulan dokumen surat jalan jadi kita bisa lebih fokus dengan tugas utama kita yaitu mengatur dan menjual barang.”

Berkat kehadiran Kargo Tech pelaku usaha seperti Sinar Niaga Sejahtera bisa fokus pada pencapaian target produktivitasnya hingga 10%.

Hal ini terjadi karena Kargo Tech yang senantiasa mengedepankan pengetahuan produk klien serta tingkat adaptasinya terhadap klien yang cukup tinggi mampu memberikan kepuasan maksimal dalam pelayanannya.

Dari segi biaya, Sinar Niaga Sejahtera juga merasakan manfaatnya. “Selama menggunakan Last Mile dari Kargo Tech kita merasa terbantu sekali dari sisi produktivitas. Kalau produktivitas naik otomatis budget untuk logistik juga turun, dan sejak pakai Kargo Tech biaya yang harus kita keluarkan untuk logistik jadi lebih murah,” lengkap Dony.

Ekosistem vendor truk yang baik serta kemampuan memonitor seluruh proses Last Mile menjadikan Kargo Tech mampu menawarkan rate harga yang bersahabat dengan pengurangan biaya logistik hingga 20%.

Setelah 28 tahun berjaya sebagai distributor produk makanan dan minuman di Indonesia, Sinar Niaga Sejahtera hingga saat ini terus berkembang dan aktif dalam melakukan pemerataan distribusi ke seluruh wilayah Indonesia. “Tidak banyak distributor di Indonesia yang memiliki titik seluas kami. Oleh karena itu, kita akan terus mempertahankan jaringan dan infrastruktur kita yang sudah established ini. Pemilihan Kargo Tech adalah langkah yang tepat karena tidak hanya sebagai mitra logistik yang mengedepankan kepuasan kliennya, namun juga satu misi dalam distribusi yang lebih luas dan inklusif,” tutup Dony.

8 views

Comments


bottom of page