Dalam bisnis, sejatinya kerja sama antar beberapa pihak itu sangat dibutuhkan dan merupakan hal yang biasa. Di mana untuk mengukuhkan perjanjian tersebut haruslah didasarkan pada sebuah kontrak perjanjian. Kontrak inilah yang nantinya akan mengikat kedua perusahaan atau lebih untuk menjalankan hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan kesepakatan di awal.
Salah satu kontrak perjanjian tersebut tertuang dalam service level agreement atau biasa disebut SLA. Apa sebenarnya service level agreement itu? Yuk simak ulasan mengenai service level agreement dalam artikel Kargo kali ini!
Apa itu SLA atau Service Level Agreement?
Sumber foto: freepik.com
Service Level Agreement atau SLA mendefinisikan tingkat layanan yang diharapkan oleh customer dari supplier atau pihak penyedia layanan. SLA menguraikan metrik yang digunakan untuk mengukur layanan yang diberikan, serta solusi atau penalti, jika seandainya tingkat layanan yang disepakati itu tidak tercapai.
Jadi, ringkasnya, arti SLA adalah kontrak (perjanjian) yang menetapkan berbagai kewajiban dan telah mendapat persetujuan dari satu pihak untuk dapat diberikan kepada pihak yang lain. Biasanya, SLA ini digunakan di antara perusahaan dan supplier dari eksternal, tetapi mungkin juga antara dua departemen dalam perusahaan.
Jenis-jenis SLA
1. SLA berbasis pelanggan
Jenis ini berisikan perjanjian penyedia layanan kepada pelanggan untuk memberikan tingkat layanan tertentu kepada pelanggan tertentu.
2. SLA berbasis layanan
Ini adalah jenis perjanjian kontrak yang mendefinisikan satu layanan untuk semua pelanggan. Jadi, setiap pelanggan yang bekerja sama dengan penyedia layanan tersebut akan mendapatkan persyaratan serupa.
3. SLA multi-level
SLA jenis ini menggunakan layanan yang sama untuk menangani serangkaian pelanggan dan diatur dalam service level agreement yang sama. Di mana, pengguna akhir memiliki opsi penyesuaian sesuai dengan kebutuhannya; pengguna dapat menambahkan beberapa kondisi untuk membuat layanan yang sesuai.
Bagaimana Service Level Agreement dalam Logistik?
Sumber foto: freepik.com
Dalam logistik, sla adalah perjanjian antara penyedia layanan logistik dan klien yang menentukan, biasanya dalam istilah yang dapat diukur seperti layanan apa yang akan disediakan dan dijanjikan.
Banyak penyedia layanan logistik akan memberikan SLA kepada customer yang menggunakan layanannya. Tidak hanya berfungsi untuk menilai kinerja layanan, SLA bisa berisi solusi atau penalti jika tingkat layanan logistik yang disepakati tidak tercapai. Ini adalah komponen penting dari setiap kontrak antara konsumen dan vendor.
Jadi, secara umum, sebagian besar SLA logistik meliputi:
1. Deskripsi tentang apa yang akan dilakukan penyedia layanan 2. Kualitas dan waktu layanan 3. Bagaimana kinerja akan dipantau 4. Bagaimana masalah harus ditangani 5. Penalti atau solusi untuk ketidakpatuhan 6. Dalam situasi apa SLA dapat diabaikan
Apa yang membedakan SLA dengan KPI?
KPI atau Key Performance Indicator adalah cara yang digunakan untuk mengukur seberapa baik kinerja individu, unit bisnis, proyek, dan perusahaan terhadap tujuan strategis mereka.
KPI adalah alat yang membantu para pemimpin organisasi mengetahui seberapa dekat atau jauh tim dalam mencapai tujuan dan dengan memantau kemajuan menuju KPI. Indikator ini memungkinkan tim untuk mengoreksi jika mereka tidak sesuai untuk mencapai tujuan strategis.
KPI bisa digunakan sebagai alat navigasi yang dapat menyoroti area bisnis yang mungkin menyimpang dari jalur untuk mencapai tujuan yang ditentukan. KPI bisa menjadi informasi penting untuk membuat keputusan bisnis.
Jadi, mudahnya:
● SLA mendefinisikan keseluruhan perjanjian dan standar layanan antara penyedia layanan logistik dan klien, KPI akan digunakan untuk mengukur dan memantau tingkat kinerja. ● Bagi penyedia layanan logistik, metrik yang ditentukan dalam SLA menjadi KPI penting yang akan mereka pantau dan laporkan sebagai indikator kinerja bisnis strategis mereka secara keseluruhan. ● SLA berbeda dengan KPI. SLA adalah dokumen yang menguraikan perjanjian layanan yang lebih luas antara penyedia layanan logistik dan klien, sedangkan KPI umumnya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan terhadap tujuan strategis mereka. ● Namun, KPI dapat menjadi bagian dari SLA untuk mengukur penyampaian standar layanan yang ditentukan.
Sudah tahu bedanya SLA dengan KPI khususnya dalam sebuah layanan logistik? Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa SLA adalah bagian pokok dari sebuah perjanjian layanan bisnis. Untuk mencapai kesuksesan tentunya dibutuhkan standar yang harus dicapai secara bersama.
Penuhi SLA Distribusi Logistik Anda bersama Kargo Tech
Kargo Tech sebagai penyedia layanan logistik terbaik di Indonesia selalu berupaya untuk bisa membantu semua shipper mencapai KPI logistiknya yang berbeda-beda dengan persentase SLA yang besar. Seperti misalnya dalam layanan last mile delivery kami menjamin SLA dapat terpenuhi hingga 95% ke atas.
Dengan adanya fitur route optimization yang ditawarkan dalam layanan last mile, Kargo tidak hanya membantu bisnis untuk menekan biaya operasional logistik tetapi Anda juga bisa mengoptimalisasi lintas waktu dan jarak di jalan dengan kepatuhan SLA. Berikut beberapa bagian dari SLA bisnis shipper yang Kargo optimalkan:
1.) Proses cash collection. 2.) Melakukan return daily. 3.) Untuk industri FMCG, khusus untuk ketepatan waktu dan pengiriman. 4.) Kualitas selama pengiriman (barang tidak rusak dan aman).
Penasaran ingin mendapatkan layanan logistik yang patuh terhadap SLA dan membuat pengiriman Anda berjalan lancar? Segera hubungi tim kami di sini untuk dapatkan pengalaman logistik yang efisien!
Comments